Dari banyaknya timeline yang membahas ucapan terima kasih di AI menghabiskan biaya listrik, tidak memperhatikan konteks bahwa ini adalah konteks canda IT.

Dulu saya ingat juga ketika aplikasi chat mulai digunakan banyak orang ada juga canda IT : ngomong selamat pagi tiap hari di grup sambil kirim gambar kata-kata motivasi itu asli pemborosan kuota, biaya, server, ya intinya buang duit juga.

Tapiii berapa orang sih yang ngomong terima kasih dan selamat pagi dibandingkan traffic chat kata-kata lain, comment war yang panjang, memaki online, hate speech, obrolan tak produktif, screenshot yang jarang dilihat lagi, download data gak penting, tumpukan data sampah di cloud??? Itu jauh jauh lebih boros energi.

Jadi bukan fokusnya tidak boleh ngomong terima kasih dan tolong ke AI karena pengguna AI pun masih relatif tidak sebanyak penggiat komen media sosial dan aplikasi berat lainnya. Fokus konteks candanya hanyalah sebuah custom instruction yang efektif saja ke sebuah mesin.

Penggunaan etika itu adalah kebiasaan baik, tidak perlu diragukan. Silakan gunakan sebagai opsional. Ya ibarat kalau kita habis nyetir jauh dengan mobil yang performanya bagus, lalu ketika keluar mobil, kita senang dan bangga dengan mobil tersebut, menepuk pintunya dan mengucapkan : Thanks, car! Ya bentuk kesenangan hati dan apresiasi kepuasan diri juga sebenarnya, karena mobil atau AI perform baik berkat ‘good driver’ juga. Dan sebagai good driver/user, biasanya juga tipikal yang berprilaku baik terhadap kepemilikannya, dijaga, dilatih, diajar dan belajar. So, dampak terima kasih juga secara emosi ada hubungannya dengan benda yang dipakai dan dijaga dengan baik. Timbal baliknya, benda yang dipakaipun akan lebih punya performa baik karena memang diperlakukan dengan perhatian.

Tapi kalau kelupaan ngomong terima kasih ya gak masalah juga mobilnya, ya tetap benda itu adalah mobil selama digunakan secara moderat dan efektif. Masih banyak yang bisa jadi bentuk rasa syukur dan terima kasih kita ke manusia yang layak menerima atensi kita.

Lagipula gara-gara jutaan kata terima kasih yang kalau dihemat juga tidak bisa membuat dunia lebih kaya, karena masih banyak pemborosan di sisi lain penggunaan digital. Jadiii monggo yang pengen tetap sopan, AI merespons dengan sopan bahkan lebih responsif (nah responsive ini juga bisa bikin boros lagi, kerja terus AI-nya). Yang doyan maki-maki, dan marah-marah, AI tetap minta maaf. Yang main tinggal setelah nyuruh-nyuruh, AI-nya ya diem aja, gak sensi juga. Semua itu dinamika manusia pengguna mesin yang punya hak penuh karena sudah berkontribusi secara tidak langsung dalam perkembangan teknologi.

But who cares about wasting of good reactions??? Itu memang konsekuensi tapi juga pilihan bebas yang tersedia, bukan dari hasil nyolong kan… Ya ibarat kata, gue mau pakek AC 10 dalam rumah, selama gue mampu bayar, gue jaga benar, fungsional, dan memang dipakai untuk kepentingan hidup ya kan terserah gue. Toh menguntungkan provider dan nasib orang banyak juga. Ya kalau gue smart, gue gunakan sebijak-bijaknya aja. Kalaupun boros yang penting ada manfaat dan impact yang lebih berharga untuk didapat. Kembali lagi bila ingin dibandingkan, keborosan produktif masih jauh lebih baik daripada keborosan nyampah di dunia maya.

Leave a comment

Quote of the week

“AI won’t replace you… unless you keep ignoring it.” 😆

~ mychatgpt