Chain of Thought Prompting, tujuannya agar asisten tidak jadi halu dan tambah ilmu…

Chain of Thought Prompting adalah teknik rekayasa prompt yang dirancang untuk meningkatkan performa model bahasa dalam tugas yang memerlukan logika, perhitungan, dan pengambilan keputusan. Teknik ini menyusun prompt agar meniru cara manusia berpikir secara bertahap.

Dengan CoT, AI dapat menjawab dengan lebih akurat dan logis karena mengikuti proses berpikir langkah demi langkah, seperti saat kita memecahkan masalah!

Dari perbandingan LLM, ChatGpt emang level halunya paling tinggi. Jadi perlu treatment khusus, secara GPT itu memang bukan search engine, jadi fungsinya beda dengan search engine Google. Data yang dipakai Chatgpt pun bukan dari Google. Kalau tidak diperintah khusus analisis dari berbagai sumber ya bisa jadi mengarang bebas.

Banyak LLM AI yang lebih ok dari segi prompting dibandingkan Chatgpt. Tapi berhubung ChatGpt adalah yang brand-nya lebih banyak dikenal dan sudah lebih dulu berintegrasi dengan custom GPT AI lain, makanya untuk memulai prompting di Chatgpt ya gak masalah.

Jadi Chatgpt itu bego dong ditanya soal Math? Suka salah. Yaaaa bisa jadi begitu, kan memang dia harus ditrain Chain of Thought dulu (seperti contoh), baru jawabannya bisa benar.

Ribet dong kalau salah mulu? Ya mau AI apapun akurasinya tidak pernah 100%, makanya AI itu memang hanya cocok dipakai untuk orang yang rajin ngulik. Kalau ada yang bilang AI bikin orang jadi malas mikir ya kurang tepat, karena pakai AI malah harus mikir

Jadi AI tuh gak sepintar yang dipikir manusia dong? Ya iyalah, wong bikin gambar aja mata bisa jereng gitu… Kenapa gak dibuat bener 100% gitu? Yaaa mungkin nanti di beberapa tahun yad ketika lebih banyak penemu bisa mendevelop hasil AI lebih akurat. Tetap aja kan perlu peranan manusia yang menyempurnakan, berarti the AI’s brain actually is depend on us, the human.

Gambar saya ambil dari slide ChatGPT Complete Guide, yang dipaparkan oleh Olsi Xhaferaj di kelas Apply AI Next MBA.